Bincang Buku - Beranjak Keluar dari Zona Nyaman Melalui Novel "KATA"

 

Usaha Untuk Membuka Pikiran Mereka Yang Terjebak Dalam Zona Nyaman Melalui Novel "KATA"





Putri Agetha, Salsabila Az Zahra

CIREBON, UGJ-TV - Novel “Kata” adalah sebuah novel romansa karya Rintik Sedu yang cukup populer. Buku ini terbit tahun 2018 dan sangat laris hingga melakukan cetak ulang berulang kali. Buku ini sangat cocok dengan kebanyakan kisah cinta Gen-Z, yaitu mereka yang terjebak dengan masa lalunya dan enggan menerima hal baru. Dimana hal itu menghentikan langkah untuk maju bagi mereka.  Oleh sebab itu, novel ini bisa membantu mereka yang kisah cintanya sama dengan alur kisah cinta dalam novel ‘Kata’ ini, sesuai dengan salah satu kutipan pada pada bukunya yaitu, “Untuk yang terjebak di masa lalu, untuk yang sedang melangkah ragu, buku ini akan membantumu beranjak dari kata yang lalu, ke kata yang baru.”

Novel ini memberikan prespektif bahwa, membelenggu diri pada masa lalu sama dengan menghentikan langkah menuju masa depan dan menghalangi kebahagiaan yang akan datang. Menahan dan terjebak dalam kenyamanan nyatanya menenggelamkan diri ke dalam derita yang tak berujung. Dalam novel ini, menyampaikan bahwa semuanya akan baik-baik saja bahkan lebih baik jika kita mulai beranjak keluar dari lingkaran kenyamanan. Novel ini menyadarkan bahwa hal yang penting bukan hanya sebuah keinginan, akan tetapi apa yang kita butuh dan membantu untuk tumbuh.

Kisah novel ini dimulai dengan pengenalan tokoh utama pada cerita tersebut yaitu Binta, ia merupakan perempuan dengan paras cantik yang  hidup dengan keluarga yang tak utuh. Binta ditinggalkan oleh ayahnya sehingga hanya tersisa ia dan ibunya yang mengidap Skizofrenia, Binta tumbuh dengan segala permasalahan yang bertubi, sehingga menyebabkan  Binta menjadi orang yang skeptis , ia juga terkenal dengan sosok perempuan jutek dan malas bergaul. Berbanding dengan Nugraha atau Nug, Seorang pria berparas rupawan yang sangat aktif, percaya diri dan pastinya digundrungi banyak perempuan. Akan tetapi, menurut Nug hanyalah Binta yang menarik perhatiannya, apapun ia lakukan hanya untuk bisa dekat dengan Binta, ketulusan Nug pun semakin terlihat ketika ia semakin dekat dengan ibu Binta. Nug selalu menerima Binta dan selalu ingin membahagiakannya. Akan tetapi semua itu menjadi sulit untuk Binta, Binta terjebak dengan seseorang yang selalu ada di hatinya. Biru, seorang pria yang sangat menyukai petualangan, sosok dimana Binta bisa merasa nyaman dan bebas ketika bersamanya sejak dulu. Biru dan Binta saling menyayangi, Namun Biru adalah sosok yang bebas dan cenderung menghindari komitmen. Oleh sebab itu Biru tetap memilih tinggal di Banda Neira, berpisah kembali dengan Binta yang memiliki kewajibannya di Jakarta.

Dalam novel ini, diceritakan kesulitan Binta untuk menerima Nug dan hal baru yang harus ia lakukan karena kenangan dengan Biru yang selalu menghantuinya. Ia sangat ragu dan takut untuk memulai hal baru. Namun seiring berjalannya waktu, Binta sadar bahwa tidak ada harapan bersama Biru, ia sadar Biru dan ia hanya hidup dan ada dalam kenangan dan pikirannya. Berbeda dengan Nug yang selalu ada di depan menunggunya dengan menghadirkan kebahagiaan yang nyata untuknya. Entah kebahagiaan apalagi yang akan diberikan Nug untuknya, yang pasti akan nyata dan ada untuk Binta.

“Menerima kehilangan, dan merelakan semua kenangan. Jangan paksakan untuk melupakan dengan melampiaskan. Semua hanya butuh sedikit keikhlasan. Karena pada akhirnya, menyerah akan menjadi benteng terkuat untuk melindungi hati. Jadi tak usah kecewa dengan perpisahan. Kita ada untuk tidak ada. Pertemuan dilahirkan untuk diakhiri. Ia akan pergi dan semesta akan mengirimkan hati yang baru, yang akan mengobati. Yang patah akan kembali utuh, kau hanya perlu percaya itu.” Rintik Sedu atau Tsana, penulis novel ini menciptakan penyampaian mendalam yang dibalut kisah dimana banyak dirasakan oleh kalangan anak muda. Bahwa sebisa mungkin kita tidak membiarkan diri kita terjebak dalam suatu hal yang tak pasti dimana akan menghambat kita untuk tumbuh menjadi lebih baik. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

UGJ-TV

“SOUND ART SHOWCASE” Acara Mahasiwa FISIP UGJ Berhasil Digelar Sangat Meriah.

Luar Biasa! Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Swadaya Gunung Jati Sukses Gelar Seminar Budaya yang Hadirkan Pakar Internasional.